Beliau menjawab, "Janganlah engkau marah." Laki-laki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi SAW (selalu) menjawab dengan, "Janganlah engkau marah." (HR Bukhari). Hadis di atas memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita semua, terutama pejabat publik dan figur publik karena sikap dan perilakunya selalu dalam sorotan.
"Janganlah engkau marah, niscaya bagimu surga". (Hadits Shahih, Riwayat Ibnu Abid Dunya). Hadits tersebut menunjukkan tentang keutamaan menahan amarah. Karena, menuruti amarah menimbulkan banyak kejelekan dan penyesalan. Serta, menghalangi dari berbagai kebaikan yang ada apabila bersabar dan menahan amarah.
Hadits Anjuran Menahan Marahjangan marah niscaya bagimu syurga. Janganlah engkau marah dan karena jika engkau mampu menahan amarahmu maka bagimu surga. Beliau bersabda Janganlah engkau marah maka bagimu surga HR. Jangan marah dan bagimu surga. Begitupun sebaliknya orang yang menahan amarahnya akan mendapat banyak keutamaan.
Tahan diri agar jangan sampai berkata atau berbuat hal-hal yang tidak diridhai Allah. Sebab dengan menahan diri, bisa mengantarkan kita ke surga. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, \"Janganlah engkau marah, niscaya engkau mendapat surga.\" (H.R Thabrani dan dishahihkan oleh al-Mundziri)
Artinya: "Janganlah engkau marah, maka bagimu surga." [HR. Thabrani] Seorang ulama Ustaz DR Syafiq Riza Basalamah lewat kananl YouTube pernah menjelaskan terkait kalimat Laa Taghdob wa Lakal Jannah. Beliau menggambarkan amarah seperti sebuah badai yang bersifat menghancurkan.
Oleh: Hamid Abud Attamimi Aktivis Dakwah dan Pendidikan, tinggal di Cirebon KEMPALAN: Menjadi tua adalah fitrah atau keniscayaan, tetapi tidak dengan menjadi dewasa, karena menjadi dewasa atau identik dengan lebih matang dalam berpikir dan berperilaku, adalah pilihan. Karena ia sebuah pilihan, maka karena pemahaman yang salah tentang arti kedewasaan, sering berujung pada kesalahan dalam
.
janganlah engkau marah niscaya bagimu surga